Skip to main content

Konsep Dasar Keuangan: Memahami Time Value of Money

Sebagai artikel pertama dalam blog ini, saya akan membahas mengenai salah satu konsep terpenting dalam keuangan, yaitu time value of money. Kenapa sih memilih topik ini sebagai artikel pertama? Karena bagi yang ingin mempelajari keuangan maupun investasi saham, sangat penting untuk memahami dulu konsep ini agar dapat memahami berbagai penghitungan dalam dunia keuangan. Konsep ini juga bukan hanya teoritis karena dari pengalaman saya baik di sektor investasi maupun sektor riil, terasa bahwa memang konsep ini sangat penting.
Ok, jadi secara sederhana konsep ini menyatakan bahwa uang dalam jumlah yang sama hari ini lebih bernilai daripada jumlah yang sama di hari esok ataupun masa mendatang. Mengapa demikian? Pertama karena pada umumnnya, dalam suatu negara akan selalu mengalami inflasi sehingga terjadi kenaikan harga barang. Contoh sederhana saja, mungkin beberapa tahun lalu ongkos parkir di mall dimulai dari Rp 3.000, namun sekarang kita harus menyiapkan Rp 6.000 untuk parkir. Atau untuk contoh yang lebih ekstrim, 
Faktor kedua adalah karena dengan adanya jeda waktu, maka uang tersebut dapat kita kelola atau bahasa sederhananya diputar, untuk dapat menghasilkan keuntungan. Jadi bila kita bisa mendapat uang Rp 20 juta saat ini maka akan lebih menguntungkan dibanding Rp 20 juta setahun lagi karena dalam jangka waktu setahun ini kita dapat menaruh atau memutar uang kita misalnya di deposito atau dengan memulai bisnis.
Tingkat imbal hasil/return yang bisa didapat dari deposito/bisnis ataupun instrumen lain itulah yang menjadi tingkat bunga untuk mendapatkan nilai uang di masa depan. Jadi misal Anda bisa menanam dana di deposito dengan bunga 5% nett, maka nilai uang yang bisa didapat selama setahun adalah 20 juta rupiah x 6% = Rp 1 juta. Sehingga total uang Anda setahun lagi adalah Rp 21 juta
Dari pemahaman di atas, konsep time value of money dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
                                                                     FV = PV * (1+r)

Keterangan:
FV (Future Value) = Nilai uang di masa mendatang
PV (Present Value) = Nilai uang saat ini
r (rate) = tingkat inflasi/suku bunga/imbal hasil pada suatu periode tertentu

Dengan rumus di atas kita dapat mulai mengaplikasikan pada beberapa contoh kasus sebagai berikut:
1. Bila Anda ingin membeli sebuah rumah dengan harga sekarang 100 juta rupiah dengan tingkat inflasi per tahun diperkirakan 8%, maka harga rumah tersebut setahun yang akan datang diperkirakan senilai 108 juta rupiah. Anda pun dapat mempersiapkan anggaran untuk membeli rumah tersebut setahun yang akan datang.
2. Bagaimana bila Anda berencana membeli rumah tersebut dua tahun lagi, maka bagaimana cara menghitungnya? Anda dapat menggunakan rumus yang sama, namun karena yang ingin dicari adalah future value di tahun kedua,maka nilai yang dimasukkan dalam present value adalah future value yang didapat dari hasil penghitungan pertama. Sehingga penghitungannya sebagai berikut:

                                                   FV tahun kedua = 108.000.000 * (1 + 8%)
                                                   FV tahun kedua = 116.640.000
 
3. Masih berhubungan dengan keinginan membeli rumah, saat ini Anda mempunyai dana 100 juta rupiah dan Anda sedang mempertimbangkan apakah sebaiknya membeli rumah tersebut saat ini atau tahun depan. Bila membeli rumah saat ini tentu lebih murah, namun di sisi lain ada tawaran untuk menyimpan dana tersebut dalam produk deposito dengan bunga 6% nett, maka mana yang sebaiknya Anda pilih?
4. Secara sederhana tentu Anda dapat memilih untuk membeli rumah tersebut saat ini karena hasil dari deposito yaitu 6% masih lebih kecil dibanding kenaikan harga rumah sebesar 8%. Namun dengan mengetahui rumus di atas, maka Anda dapat mengetahui lebih detil perbedaannya. Dana 100 juta saat ini bila didepositokan hanya menjadi 106 juta sehingga masih terpaut 2 juta dari harga rumah setahun yang akan datang

Penghitungan di atas sangat mudah bukan? Anda dapat menghitung hanya dengan menggunakan kalkulator biasa. Nah bagi Anda yang cermat mungkin timbul pertanyaan... kalau menghitung dua tahun saja mungkin mudah, bagaimana bila ingin menghitung nilai 10 tahun ke depan? Bukankah cukup merepotkan bila harus dihitung manual seperti itu? Tenang saja karena saat ini karena Anda dapat juga menggunakan formula di Excel untuk menghitung Future Value. Caranya pun mudah, yaitu menggunakan formula berikut:
                                                            =FV(rate;nper;pmt;[pv];[type])

dengan contoh di atas maka rumus tersebut kita input dengan:

                                                            =FV(8%;2;0;-100000000)

Untuk PMT diisi 0 dan type diabaikan saja sehingga Anda akan mendapat hasil sama dengan penghitungan manual. Bila Anda ingin mencari nilai 10 tahun ke depan, maka tinggal mengisikan angka 10 pada bagian nper. Dengan demikian Anda dapat melakukan penghitungan secara mudah menggunakan Excel, jadi tidak perlu repot menggunakna penghitungan manual. Yang terpenting adalah memahami konsep terlebih dahulu, setelah itu maka penggunaan rumus akan menjadi mudah

Comments

Popular posts from this blog

Arti YoY, QoQ, MoM, dan Ytd

Kunci untuk dapat menganalisa dengan baik salah satunya adalah denan mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam penyajian data keuangan. Selain mengenai rasio ataupun akun-akun dalam laporan laba rugi, yang tidak kalah penting adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja sebelumnya. Bila salah memahami arti istilah ini, maka bisa saja muncul persepsi yang salah terhadap kinerja perusahaan. Nah dalam melakukan perbandingan dengan periode sebelumnya, sering dijumpai istilah seperti yoy, qoq, mom, dan juga ytd.

Arti Cum Date, Ex Date, dan Distribution Date

Bagi Anda yang tertarik untuk mendapatkan penghasilan secara rutin dari dividen seperti pembahasan pada artikel ini , maka tentu harus memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan dividen sehingga dapat melakukan keputusan investasi yang tepat. Pada saat suatu perusahaan mengumumkan pembagian dividen, ada beberapa istilah yang sering muncul, yaitu dividen final/interim, cum dan ex date, serta distribution date.  Istilah pertama yaitu dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah satu tahun buku, sementara

Penurunan pada Saham KBLI dan LPPF

Pada Jumat kemarin, IHSG mengalami koreksi yang tidak terlalu tajam. Meski demikian, ada saham saya yaitu KBLI mengalami penurunan yang cukup dalam yaitu dari pembukaan 422 hingga sempat menyentuh harga 372 sebelum kemudian ditutup di 402. Selain KBLI, saham lain yang juga turun cukup banyak adalah LPPF yang turun sekitar 3%. Penurunan yang terjadi pada KBLI dan LPPF sudah terjadi beberapa hari belakangan ini. Tentu saja melihat harga yang turun dan otomatis portofolio juga ikut turun tentu sedikit menimbulkan rasa kurang nyaman. Meski demikian, dalam kondisi inilah mentalitas dalam berinvestasi diuji. Apakah saya masih dapat berpikir dengan jernih dan objektif dalam menyikapi penurunan tersebut. Jadi tulisan ini sebagai sharing dan juga catatan pribadi saya dalam menghadapi kondisi tersebut.