Skip to main content

Portofolio Update

Memasuki bulan Juli ini, penulis melakukan monitor rutin pada portofolio yang dimiliki dan berdasarkan pada pengamatan kinerja hingga kuartal pertama tahun ini dan harga terakhir, maka berikut update dari saham dalam portofolio penulis:

1. SMSM 
Dengan kinerja pada kuartal pertama yang menunjukan pertumbuhan cukup baik yaitu sekitar 20% baik pada pendapatan dan laba, lalu juga didukung dengan ROE yearly sebesar 25% dan tentunya
juga dengan rasio DER yang dibawah 1 menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu perusahaan dengan kinerja yang memuaskan penulis dan mengundang kekaguman karena dapat menjaga kinerja baik. Dengan harga 1190 yang mencerminkan PER yearly 15,3 masih menunjukan harga yang cukup wajar apalagi bila ditinjau dari PER historisnya. Sehingga cukup wajar bila saham ini mempunyai peluang besar untuk naik kembali, tentu juga bila ditunjang dengan kinerja kuartal kedua yang akan segera dirilis bulan ini

2. TOWR
Hampir serupa dengan SMSM, perusahaan ini juga mencatat pertumbuhan kuartal pertama yang cukup baik yaitu sekitar 20% pada pendapatan dan laba, sehingga dapat menjaga ROE yearly pada kisaran 21%. Meski demikian, DER nya berada di 1,2 yang meskipun secara umum sebenarnya penulis mengharapkan dibawah 1, namun tingkat ini masih bisa diterima mengingat bahwa industri menara memang memerlukan investasi yang cukup besar dan juga margin yang diperoleh perusahaan juga masih cukup besar (NIM sekitar 49%) sehingga masih mampu untuk membiayai bunga dari hutang yang dimiliki. Pada harga 3940, PER perushaan dihitung dari kinerja kuartal pertama sebesar 61,8 (15,4 yearly) masih cukup rendah dibanding PER historis yang pernah mencapai 86-242. Apalagi juga bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu TBIG yang PER yearly saat ini sudah 28. Sehingga penulis masih optimis bahwa saham ini mempunyai peluang untuk menguat kembali

3. TPIA
Perusahaan ini termasuk perusahaan yang baru masuk dalam daftar portofolio penulis karena melihat kinerja pada kuartal pertama yang mencatat lompatan luar biasa dibanding periode yang sama tahun lalu. Di mana pertumbuhan sales mencapai lebih dari 60% dan pertumbuhan laba hampir tiga kali lipat yang mengangkat ROE yearly menjadi 32,4% dengan DER 0,75. Kas yang dimiliki perusahaan juga cukup banyak yaitu sekitar 3,8 triliun. Tentu saja dalam menghitung valuasi atau prospek tidak hanya dapat mengandalkan pertumbuhan semata mengingat pertumbuhan awal tahun yang sangat pesat, belum tentu perusahaan dapat bertumbuh dengan rate yang sama ke depannya. Namun demikian, apabila perusahaan mampu menjaga kinerja nya saat ini saja, penulis menganggap kinerja saat ini sudah cukup bagus apalagi dari informasi yang didapat bahwa kebutuhan petrokimia cukup besar sehingga prospek di industri ini juga cukup luas. Dengan PER 61,1 memang bukan PER historis terendah dimana tahun lalu sempat menyentuh 24,9 namun hal ini wajar karena tahun ini perusahaan sudah mulai membuktikan kinerjanya yang baik. Jadi menurut penulis, pada kisaran harga sekarang tidak dapat dikatakan harga yang sangat murah, tapi juga mungkin belum begitu mahal mengingat adanya potensi pertumbuhan. Namun yang perlu menjadi catatan adalah harga minyak setahu penulis cukup mempengaruhi harga bahan baku perusahaan, sehingga hal tersebut juga dapat menjadi perhatian
4. KBLI
Nah perusahaan ini termasuk perusahaan yang kinerjanya di luar perkiraan dan ekspektasi penulis, yang mengira bahwa tahun ini kinerja akan naik cukup banyak namun ternyata dari kuartal pertama kinerja perusahaan malah stagnan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. ROE yearly memang masih dapat terjaga di 17,7% dan DER di 0,4 masih cukup bagus serta PER 30,7 (7,6 yearly) menjadi alasan penulis untuk tetap memegang posisi hold. Secara PER historis memang juga bukan posisi yang rendah atau terendah, namun secara umum PER 7,6 yearly masih tergolong rendah. Hanya saja untuk bisa naik, perusahaan ini membutuhkan pertumbuhan yang cukup signifikan mungkin setidaknya antara 10-15% agar dapat melonjak kembali seperti euforia yang sempat terjadi beberapa bulan lalu. Oh ya, berbicara mengenai euforia saham ini yang sempat menyentuh kisaran 800, penulis mengambil pelajaran bahwa profit taking juga dapat dilakukan bila terjadi kenaikan yang cukup drastis meskipun sebenarnya PER pada waktu itu kalau tidak salah masih 12 sehingga secara umum belum terlalu tinggi, namun bila harga saham sudah naik drastis dalam waktu singkat maka tidak ada salahnya untuk mengambil sebagian keuntungan
5. LPPF
Perusahaan ini pada kuartal pertama memang mencatat kinerja yang stagnan, namun demikian dari kinerja tersebut masih menghasilakn ROE 42,7% yearly dengan DER 1,15 sehingga secara umum masih cukup baik. Pada harga sekarang di 12.150 yang mencerminkan PER yearly 36,7 memang secara historis masih cukup rendah, namun bila dibandingkan dengan perusahaan lain dengan ROE tinggi seperti UNVR ROE 96,4% dan MLBI ROE 89,4% dengan PER yearly 44,7 dan 21,3, maka angka PER LPPF saat ini juga menurut penulis belum terlalu murah, namun juga belum terlalu mahal apabila ada pertumbuhan di masa mendatang.  Menarik untuk disimak kinerja kuartal kedua apakah dapat mencatat hasil yang lebih baik

6. SCCO
Kinerja perusahaan pada kuartal pertama cukup menarik karena bila diteliti, net profitnya lebih besar dari operating profit yang disebabkan oleh penghasilan komprehensif lain sebesar 1,25 triliun hasil revaluasi aset, sehingga dengan mengesampingkan hal tersebut maka penulis mendapat angka 368 sebagai EPS perusahaan atau naik sekitar 30% dibanding periode yang sama tahun lalu dan memberikan ROE yearly 11,9% dan DER 0,41. Dari sisi ROE memang kurang impresif, namun demikian kinerja perusahaan yang terus bertumbuh ditambah DER yang rendah menjadikan perusahaan ini cukup positif, apalagi ditunjang dengan sentimen pembangunan infratruktur dan listrik yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Satu hal yang menurut penulis juga menjadi poin plus dari perusahaan ini adalah adanya perusahaan berelasi dari hulu maupun hilir dengan nilai transaksi yang cukup besar sehingga diharapkan dari integrasi ini dapat membantu kinerja perusahaan. Pada harga 8800 didapat PER 23,9 atau 5,9 yearly sehingga masih cukup menarik. 
7. WSBP
Perusahaan ini adalah salah satu pilihan dalam portofolio yang menurut penulis terlalu cepat penulis beli. Kinerja kuartal pertama memang menunjukan pertumbuhan pesat baik dari sisi pendapatan maupun laba yang mencapai hampir dua kali lipat. Namun demikian dengan pertumbuhan tersebut, ROE yang dihasilkan hanya sebesar 12% yearly dengan DER 0,84. ROE ini tentu tidak begitu tinggi apabila dibandingkan dengan PER yearly perusahaan yang pada harga 488 sebesar 15,3. Jadi penulis akui bahwa keputusan membeli saat itu didorong oleh potensi pertumuhan dan juga sentimen pembangunan infrastruktur. Padahal meskipun perusahaan mampu mencatat pertumbuhan pesat, namun ROE nya masih belum tinggi karena mungkin juga perusahaan baru melakukan IPO sehingga modal bertambah sangat banyak dan belum semua dapat dimaksimalkan. Dengan demikian, potensi WSBP sangat bergantung dari seberapa cepat perusahaan mampu memaksimalkan modal yang ada untuk menggenjot pertumbuhan laba sehingga meningkatkan ROE. Dengan cara inilah maka kemungkinan besar harga saham dapat meningkat. Namun demikian, pada harga sekarang juga penulis kurang tertarik utnuk menjualnya karena bagaimanapun juga harga saham sudah turun cukup dalam dan masih ada potensi kenaikan sehingga penulis memilih untuk menunggu kinerja kuartal berikutnya

Tambahan: LPCK
Selain saham yang ada dalam portofolio di atas, penulis juga ingin membahas sedikit mengenai saham yang baru saja penulis jual yaitu LPCK. Keputusan membeli saham ini beberapa waktu lalu didasarkan pada harga PER dan PBV yang relatif murah ditambah dengan adanya peluncuran proyek baru sehingga berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan. Namun beberapa waktu belakangan ini harga saham sudah naik cukup banyak sehingga penulis memutuskan menjual dulu dan apabila turun lagi maka terbuka kemungkinan untuk membeli lagi.

Demikian ulasan mengenai update portofolio penulis, pada umumnya harga saham yang dimiliki penulis kebanyakan berada pada posisi tengah-tengah yang artinya belum menarik untuk dibeli tapi juga belum terlalu mahal untuk dijual. Dengan demikian penulis cenderung akan menunggu kinerja kuartal kedua dan juga terus memantau pergerakahan harga setiap harinya

 

Comments

Popular posts from this blog

Arti YoY, QoQ, MoM, dan Ytd

Kunci untuk dapat menganalisa dengan baik salah satunya adalah denan mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam penyajian data keuangan. Selain mengenai rasio ataupun akun-akun dalam laporan laba rugi, yang tidak kalah penting adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja sebelumnya. Bila salah memahami arti istilah ini, maka bisa saja muncul persepsi yang salah terhadap kinerja perusahaan. Nah dalam melakukan perbandingan dengan periode sebelumnya, sering dijumpai istilah seperti yoy, qoq, mom, dan juga ytd.

Arti Cum Date, Ex Date, dan Distribution Date

Bagi Anda yang tertarik untuk mendapatkan penghasilan secara rutin dari dividen seperti pembahasan pada artikel ini , maka tentu harus memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan dividen sehingga dapat melakukan keputusan investasi yang tepat. Pada saat suatu perusahaan mengumumkan pembagian dividen, ada beberapa istilah yang sering muncul, yaitu dividen final/interim, cum dan ex date, serta distribution date.  Istilah pertama yaitu dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah satu tahun buku, sementara

Penurunan pada Saham KBLI dan LPPF

Pada Jumat kemarin, IHSG mengalami koreksi yang tidak terlalu tajam. Meski demikian, ada saham saya yaitu KBLI mengalami penurunan yang cukup dalam yaitu dari pembukaan 422 hingga sempat menyentuh harga 372 sebelum kemudian ditutup di 402. Selain KBLI, saham lain yang juga turun cukup banyak adalah LPPF yang turun sekitar 3%. Penurunan yang terjadi pada KBLI dan LPPF sudah terjadi beberapa hari belakangan ini. Tentu saja melihat harga yang turun dan otomatis portofolio juga ikut turun tentu sedikit menimbulkan rasa kurang nyaman. Meski demikian, dalam kondisi inilah mentalitas dalam berinvestasi diuji. Apakah saya masih dapat berpikir dengan jernih dan objektif dalam menyikapi penurunan tersebut. Jadi tulisan ini sebagai sharing dan juga catatan pribadi saya dalam menghadapi kondisi tersebut.