Skip to main content

Saham Batubara undervalue: MBAP

Biasanya, saya cenderung menghindari saham-saham komoditas dalam berinvestasi karena menurut saya kinerja dari saham komoditas sangat dipengaruhi oleh harga komoditas tersebut. Padahal harga komoditas sangat fluktuatif dan tidak dapat dikontrol oleh perusahaan sehingga menjadi salah satu faktor ketidakpastian. Meski demikian,dengan mulai menggeliatnya kembali sektor pertambangan khususnya batubara tentu menarik untuk mulai mengorek saham-saham di sektor ini, siapa tahu kita bisa mendapatkan saham yang menarik.
Baru-baru ini ketika melakukan screening dengan beberapa kriteria tertentu seperti ROE, DER, dan juga PER, saya menemukan saham Mitrabara Adiperdana (MBAP) yang saya lihat cukup menarik. Hal-hal apa yang membuat saham ini menarik? Pertama adalah posisi cash nya yang cukup besar, yaitu sekitar 1 triliun di antara total aset 1,9 T. Sementara total hutangnya hanya sekitar 450 miliar. Kapitalisasi pasar untuk saham ini sendiri pada kisaran harga 1900 adalah 2,2T, sehingga EV perusahaan adalah 2,2-1+0,45 triliun atau sebesar 1,65 triliun atau sebesar 1375 per saham. Sementara itu OCF perusahaan pada semester pertama 2017 sebesar 590 miliar atau 492 per saham. Jangan lupa bahwa OCF tersebut baru merupakan hasil dari satu semester sehingga bila dengan sederhana kita setahunkan maka didapat angka 984 rupiah. Jadi EV/OCF hanya 1,39 dan menurut saya hal ini sangat menarik karena menunjukan nilai saham yang dihargai cukup murah
Tentu saja harga yang murah bukan merupakan satu-satunya faktor yang harus kita perhatikan, melainkan juga kinerja dari perusahaan. Nah untuk kinerja pun perusahaan cukup konsisten mencatat ROE tahunan di atas 20% dengan DER di bawah 0,3. Dari sisi pertumbuhan laba, perusahaan cukup konsisten dalam membukukan kenaikan laba selama tiga tahun terakhir.
Dari berbagai rasio dan data tersebut menunjukan kinerja yang baik dan tingkat hutang yang rendah juga menjadi nilai plus karena dapat mengurangi risiko. Setidaknya bila harga batubara turun, maka perusahaan tiidak begitu dipusingkan dengan biaya bunga atau refinancing karena hutang yang dimiliki cukup rendah. 
Melalui laporan keuangan, didapat informasi bahwa penjualan perusahaan banyak ditujukan pada pihak berelasi dan juga Paiton Energy. Dengan demikian, basis pelanggan perusahaan sudah cukup baik dan mempunyai potensi untuk terus menjadi pelanggan dalam jangka panjang.  Meskipun banyak faktor-faktor pendukung menarik, namun ada satu hal yang bagi saya sedikit menjadi ganjalan untuk berinvestasi dalam saham ini, yaitu likuiditasnya yang kurang sehingga diperlukan kesabaran baik untuk membeli maupun ketika nanti menjual. Namun demikian bila memang ditujukan untuk investasi, maka hal tersebut seharusnya tidak begitu mengganggu dan dengan faktor-faktor positif lain yang dimiliki, maka saham ini tetap menarik bagi investor.

Comments

Popular posts from this blog

Arti YoY, QoQ, MoM, dan Ytd

Kunci untuk dapat menganalisa dengan baik salah satunya adalah denan mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam penyajian data keuangan. Selain mengenai rasio ataupun akun-akun dalam laporan laba rugi, yang tidak kalah penting adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja sebelumnya. Bila salah memahami arti istilah ini, maka bisa saja muncul persepsi yang salah terhadap kinerja perusahaan. Nah dalam melakukan perbandingan dengan periode sebelumnya, sering dijumpai istilah seperti yoy, qoq, mom, dan juga ytd.

Arti Cum Date, Ex Date, dan Distribution Date

Bagi Anda yang tertarik untuk mendapatkan penghasilan secara rutin dari dividen seperti pembahasan pada artikel ini , maka tentu harus memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan dividen sehingga dapat melakukan keputusan investasi yang tepat. Pada saat suatu perusahaan mengumumkan pembagian dividen, ada beberapa istilah yang sering muncul, yaitu dividen final/interim, cum dan ex date, serta distribution date.  Istilah pertama yaitu dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah satu tahun buku, sementara

Penurunan pada Saham KBLI dan LPPF

Pada Jumat kemarin, IHSG mengalami koreksi yang tidak terlalu tajam. Meski demikian, ada saham saya yaitu KBLI mengalami penurunan yang cukup dalam yaitu dari pembukaan 422 hingga sempat menyentuh harga 372 sebelum kemudian ditutup di 402. Selain KBLI, saham lain yang juga turun cukup banyak adalah LPPF yang turun sekitar 3%. Penurunan yang terjadi pada KBLI dan LPPF sudah terjadi beberapa hari belakangan ini. Tentu saja melihat harga yang turun dan otomatis portofolio juga ikut turun tentu sedikit menimbulkan rasa kurang nyaman. Meski demikian, dalam kondisi inilah mentalitas dalam berinvestasi diuji. Apakah saya masih dapat berpikir dengan jernih dan objektif dalam menyikapi penurunan tersebut. Jadi tulisan ini sebagai sharing dan juga catatan pribadi saya dalam menghadapi kondisi tersebut.