Skip to main content

Mengenal Perbedaan Suku Bunga Flat dan Efektif

Ketika meminjam dana di bank atau lembaga lainnya, kita tentu kerap memperhatikan dan juga membandingkan besarnya bunga yang ditawarkan dengan tujuan untuk mendapat bunga yang termurah dan juga agar kita dapat menghitung berapa besar dana yang kita butuhkan untuk membayar bunga dan cicilan atas pinjaman yang kita dapat tersebut. Meski demikian, bukan hanya besar bunga nya saja yang harus kita perhatikan, namun juga cara penghitungan bunga. Secara umum, ada metode
penghitungan bunga, yaitu flat dan efektif. Apa bedanya? Mari kita bahas secara lebih mendalam

Suku Bunga Flat
Suku bunga flat adalah cara penghitungan bunga yang selalu menghitung dari besar nilai pokok pinjaman yang diambil di awal periode. Dengan demikian, besar bunga yang dibayar setiap tahun selalu sama. Jadi misal seorang debitur meminjam Rp 100 juta rupiah dengan masa pinjaman 5 tahun dan bunga 8% flat, maka besar bunga yang harus dibayar per tahun adalah:
100.000.000 x 8% = 8.000.000 atau 40.000.000 selama 5 tahun

Suku Bunga Efektif
Suku bunga efektif adalah cara penghitungan bunga yang menghitung bunga dari sisa saldo pinjaman dari periode sebelumnya. Dengan demikian, besar bunga yang dibayar setiap periode berbeda dan pada umumnya akan mengecil karena sisa saldo pinjaman setiap bulan akan semakin kecil karena debitur mencicil pokok pinjaman setiap bulannya. Sebagai contoh, bila pokok pinjaman Rp 100 juta rupiah dengan masa pinjaman 5 tahun dan bunga 10% efektif dan debitur setiap tahunnya mencicil Rp 20 juta, maka bunga setiap tahun adalah:
Tahun I : 100.000.000 x 10% = 10.000.000
Tahun II : 80.000.000 x 10%  =  8.000.000
Tahun III: 60.000.000 x 10 % =  6.000.000
Tahun IV: 40.000.000 x 10 % =  4.000.000
Tahun V:  20.000.000 x 10 % =  2.000.000
Sehingga selama 5 tahun bunga yang dibayar sebesar Rp 30 juta.

Dari ilustrasi di atas dapat kita simpulkan beberapa hal, yang pertama adalah persentase bunga yang lebih kecil tidak selalu berarti bunga  yang dibayar juga lebih kecil namun bergantung pada cara penghitungan bunga. Kedua, pada persentase yang lebih kecil dengan bunga flat ternyata bisa menghasilkan bunga yang lebih besar daripada bunga efektif. Dengan demikian, sebagai investor akan lebih diuntungkan dengan penghitungan bunga flat. Sementara bagi debitur akan lebih ringan bila mendapat pinjaman dengan bunga efektif. 
Setelah mengetahui perbedaan dari suku bunga flat dan efektif, semoga kita dapat lebih bijak dalam memilih bunga baik ketika berada dalam posisi sebagai investor ataupun peminjam, sehingga dapat memperoleh bunga yang lebih menguntungkan.

Comments

Popular posts from this blog

Arti YoY, QoQ, MoM, dan Ytd

Kunci untuk dapat menganalisa dengan baik salah satunya adalah denan mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam penyajian data keuangan. Selain mengenai rasio ataupun akun-akun dalam laporan laba rugi, yang tidak kalah penting adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja sebelumnya. Bila salah memahami arti istilah ini, maka bisa saja muncul persepsi yang salah terhadap kinerja perusahaan. Nah dalam melakukan perbandingan dengan periode sebelumnya, sering dijumpai istilah seperti yoy, qoq, mom, dan juga ytd.

Arti Cum Date, Ex Date, dan Distribution Date

Bagi Anda yang tertarik untuk mendapatkan penghasilan secara rutin dari dividen seperti pembahasan pada artikel ini , maka tentu harus memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan dividen sehingga dapat melakukan keputusan investasi yang tepat. Pada saat suatu perusahaan mengumumkan pembagian dividen, ada beberapa istilah yang sering muncul, yaitu dividen final/interim, cum dan ex date, serta distribution date.  Istilah pertama yaitu dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah satu tahun buku, sementara

Penurunan pada Saham KBLI dan LPPF

Pada Jumat kemarin, IHSG mengalami koreksi yang tidak terlalu tajam. Meski demikian, ada saham saya yaitu KBLI mengalami penurunan yang cukup dalam yaitu dari pembukaan 422 hingga sempat menyentuh harga 372 sebelum kemudian ditutup di 402. Selain KBLI, saham lain yang juga turun cukup banyak adalah LPPF yang turun sekitar 3%. Penurunan yang terjadi pada KBLI dan LPPF sudah terjadi beberapa hari belakangan ini. Tentu saja melihat harga yang turun dan otomatis portofolio juga ikut turun tentu sedikit menimbulkan rasa kurang nyaman. Meski demikian, dalam kondisi inilah mentalitas dalam berinvestasi diuji. Apakah saya masih dapat berpikir dengan jernih dan objektif dalam menyikapi penurunan tersebut. Jadi tulisan ini sebagai sharing dan juga catatan pribadi saya dalam menghadapi kondisi tersebut.