Dalam berinvestasi saham, tentu kita semua memiliki keinginan untuk sukses dan memperoleh keuntungan. Kebanyakan dari kita, termasuk juga saya, pada awalnya tentu beranggapan bahwa kunci untuk memperoleh keuntungan adalah dengan melakukan analisa yang tepat sehingga dapat membeli saham yang tepat pada waktu yang tepat pula. Sehingga fokus pun diarahkan pada cara melakukan analisa yang tepat, dan kita pun banyak mempelajari berbagai metode yang ada, mulai dari menganalisa secara teknikal maupun fundamental, mengukur valuasi dengan cara DCF, PER, maupun
PBV serta berbagai indikator lain.
PBV serta berbagai indikator lain.
Seiring berjalannya waktu, saya pun belajar dari pengalaman bahwa kunci untuk memperoleh keuntungan bukan hanya terletak pada kemampuan dalam menganalisa, namun juga pada money management. Mengapa money management demikian penting? Mungkin untuk lebih mudah memahami, saya dapat menceritakan sedikit pengalaman saya sehubungan dengan hal ini. Jadi sebagai orang yang baru memulai investasi, tentu saya mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan secara cepat. Saya ingin agar dapat melihat hasil investasi dengan cepat, dan tentu saja ingin uang saya bertambah dalam waktu yang cepat pula. Maka dari situ timbul pemikiran bahwa bila dengan modal 1 juta misalnya, dengan return 20% maka saya dapat memperoleh tambahan dana 200 ribu per tahun. Lalu bila saya mempunyai dana 3 juta, mengapa tidak semua saya investasikan? Dengan return 20%, maka saya bisa memperoleh 600 ribu per tahun. Tentu jauh lebih banyak dibanding dengan hanya menempatkan modal 1 juta bukan? Dari pemikiran itu maka saya pun sempat menempatkan dana yang relatif banyak dalam rekening saham saya. Banyak di sini dalam arti merupakan sebagian besar dana saya sehingga saya hanya mempunyai sedikit dana cadangan di rekening.
Selanjutnya ketika telah dijalankan, ternyata tidak selalu seperti yang diperkirakan sebelumnya. Artinya dari dana yang saya gunakan untuk investasi, tentu tidak mulus dapat secara konsisten dan pasti menghasilkan return 20%, bahkan ada kalanya kondisi mengalami kerugian. Pada saat itu, tentu sangat mengganggu karena dana yang ditempatkan sangat banyak dibanding dana yang saya miliki, sehingga dapat menganggu kejernihan dalam melakukan analisa. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor pertama pentingnya money management adalah agar Anda tidak terlalu terganggu secara emosional dan ekonomi ketika mengalami kerugian sehingga bisa tetap jernih dalam melakukan analisa.
Faktor kedua adalah investasi saham merupakan investasi jangka panjang sehingga bisa saja dalam perjalanan tiba-tiba Anda membutuhkan dana untuk keperluan lain. Bila Anda terlalu banyak menempatkan dana dalam investasi saham dan hanya menyisakan sedikit dana cadangan, bisa saja Anda akhirnya harus mencairkan dana di rekening saham untuk membayar keperluan yang ada. Nah ketika Anda akan mencairkan dana, posisi saham sedang rugi padahal mungkin kondisi perusahaan masih baik. Anda pun menjual rugi kepemilikan di saham tersebut
Dengan demikian dari contoh di atas, Anda mungkin sudah memahami pentingnya money management dalam berinvestasi. Lalu bagaimana cara money management yang tepat? Bagi saya pribadi, gunakanlah dana untuk berinvestasi saham dengan dana yang benar-benar menganggur dalam arti Anda harus mempersiapkan dulu dana untuk kebutuhan sehari-hari, dana untuk membayar cicilan/hutang, dana darurat, dan juga dana untuk kebutuhan lain. Apabila masih ada sisa dana menganggur baru dapat Anda gunakan untuk investasi. Dana untuk investasi juga sebaiknya dibagi sehingga bukan semua dimasukan ke saham.
Setelah menentukan porsi dana untuk investasi saham, maka langkah berikutnya adalah menentukan besar dana untuk membeli saham tertentu. Dalam tahap ini memang cukup relatif karena jumlah saham yang ingin ditempatkan dalam portofolio tenttu berbeda-beda bagi tiap orang. Bagi saya pribadi, jumlah saham antara 6-8 mungkin cukup karena semakin banyak saham akan memerlukan lebih banyak waktu untuk menganalisa. Nah selanjutnya, setiap saham tentu sebaiknya tidak menempati terlalu banyak porsi dalam portofolio. Saya sendiri menjaga agar setiap saham tidak mengisi lebih dari 25-30% dari nilai portofolio. Akan lebih baik bila maksimal hanya 20% dari portofolio. Selanjutnya dari dana yang Anda miliki, maka dapat ditentukan berapa besar 20% dari dana tersebut yang dapat digunakan untuk membeli suatu saham. Nah besar dana tersebut dapat Anda bagi menjadi dua atau tiga bagian untuk membeli saham secara bertahap. Saya sendiri biasanya membeli saham secara bertahap karena untuk mengantisipasi penurunan atau kenaikan harga saham.
Cara money management di atas merupakan pandangan saya pribadi dan bisa saja berbeda-beda. Anda pun dapat menyesuaikan dengan kondisi sendiri. Hal yang perlu diingat adalah money management mungkin tidak dapat memberikan keuntungan yang maksimal, namun dapat membantu mencegah risiko yang ada dalam berinvestasi saham.
Comments
Post a Comment