Skip to main content

Belajar Saham Bagian 2: Proses Jual Beli di Pasar Saham

Setelah sebelumnya membahas mengenai dasar investasi saham, kali ini saya ingin menjelaskan mengenai proses jual beli di pasar saham. Sebagaimana pasar tradisional, di pasar saham juga terdapat proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli, dan bila terjadi kesepatakan dari harga tawar tersebut, maka terjadilah transaksi dengan harga transaksi tertentu. Untuk memudahkan dalam memahami, maka pembaca dapat melihat pada ilustrasi berikut:

Ilustrasi Order Book
Anggap saja ilustrasi di atas adalah Order Book atau daftar harga beli dan jual dari saham ABCD. Sisi bid adalah sisi pembeli yang menunjukkan harga yang bersedia dibayarkan oleh pembeli untuk saham tersebut. Di sisi kiri dari setiap lapisan harga terdapat jumlah lot yang menunjukkan berapa lot yang bersedia dibeli pada harga tersebut. Jadi terlihat bahwa orang-orang yang menawar pada harga 1000 bersedia untuk membeli sebanyak total 100 lot, sementara pada harga 990 ada 203 lot yang ingin dibeli. Jumlah lot tersebut merupakan total dari semua pihak yang menawar pada harga tersebut. Jadi bisa saja jumlah 203 lot tersebut berasal dari satu pihak atau lebih. Di sisi lain, terdapat offer yang merupakan sisi dari penjual. Harga paling atas dari offer menunjukkan harga terendah yang ditawarkan oleh penjual dari saham ABCD. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah lot yang tersedia untuk harga 1010 hanyalah 6 lot. Sementara di harga 1020, cukup banyak lot yang tersedia untuk dijual yaitu 890 lot.

Lalu bagaimana dapat terbentuk transaksi? Harga transaksi merupakan harga dimana tercapai kesepakatan, baik pembeli yang menaikkan harga mengikuti keinginan penjual atau penjual menurunkan harga untuk mengalah mengikuti harga yang ditawar oleh pembeli. Misal pada tabel tersebut ada pembeli yang tidak mau mengantri dan menganggap harga 1010 masih pantas untuk saham ini, maka pembeli tersebut akan langsung memasukan harga beli sebesar 1010. Bila pembeli ini ingin membeli 6 lot, maka seluruh penawaran pada harga 1010 akan habis karena diborong oleh pembeli tersebut. 

Bagaimana bila pembeli ingin membeli 20 lot? Maka pembeli hanya akan mendapat 6 lot terlebih dahulu, dan sisa 14 lot masih mengantri menunggu ada penjual lain yang bersedia menjual di harga 1010. Nah misalnya pembeli merasa bahwa harga 1020 masih layak untuk saham tersebut dan tidak ingin menawar, maka pembeli bisa saja mengubah penawarannya menjadi 1020 sehingga sisa 14 lot tadi langsung diambil dengan memborong pada harga 1020. Dengan demikian, jumlah lot yang ditawarkan untuk dijual pada harga 1020 akan berkurang sebanyak 14 lot karena sudah diambil oleh pembeli tadi.

Jadi harga yang terbentuk di bursa saham merupakan harga pertemuan antara harga pembeli dan penjual. Kenaikan harga dapat terbentuk bila pembeli merasa bahwa harga yang ditawarkan oleh penjual masih layak dan jumlah lot yang ditawarkan pada harga paling rendah lebih sedikit daripada jumlah yang ingin dibeli. Sehingga pembeli pun mengambil barang pada lapisan harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, penurunan harga dapat terjadi bila penjual ingin menjual dalam jumlah banyak dan jumlah lot yang ditawarkan pada harga tertinggi dari sisi pembeli masih kurang dibanding jumlah lot yang ingin dijual. Akhirnya penjual pun bersedia menjual pada lapisan harga yang lebih rendah supaya saham yang ditawarkan dapat segera terjual.

Untuk itu tidak heran bila pasar saham sangat fluktuatif karena transaksi pada jumlah lot yang sedikitpun akan tercatat sebagai harga akhir (last) dari saham tersebut, padahal transaksi pada harga tersebut belum tentu dilakukan dalam jumlah besar sehingga tidak dapat dijadikan acuan dalam menilai sebuah perusahaan. Memahami proses jual beli di pasar saham akan membantu dalam melakukan analisa dan membentuk cara pandang dalam berinvestasi.

































































Comments

Popular posts from this blog

Arti YoY, QoQ, MoM, dan Ytd

Kunci untuk dapat menganalisa dengan baik salah satunya adalah denan mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam penyajian data keuangan. Selain mengenai rasio ataupun akun-akun dalam laporan laba rugi, yang tidak kalah penting adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja sebelumnya. Bila salah memahami arti istilah ini, maka bisa saja muncul persepsi yang salah terhadap kinerja perusahaan. Nah dalam melakukan perbandingan dengan periode sebelumnya, sering dijumpai istilah seperti yoy, qoq, mom, dan juga ytd.

Mengapa Berinvestasi di Saham?

Jika sebelumnya saya membahas mengapa saya memilih berinvestasi dan bukan trading, saat ini saya juga ingn membahas mengenai mengapa saya memilih investasi saham dan bukan bidang lainnya. Alasan ini sangat penting karena menjadi dasar dalam berinvestasi secara konsisten dan juga sebagai pedoman seberapa banyak saya akan mencurahkan tenaga, pikiran, dan juga dana dalam bidang ini.

Mindset Investor Saham

Dalam berbagai hal termasuk investasi, memiliki mindset yang tepat adalah kunci penting untuk meraih keberhasilan. Disadari atau tidak, kita semua pasti mempunyai mindset atau pola pikir tertentu dalam melakukan sesuatu. Mindset tersebut akan menjadi dasar bagi kita dalam menyikapi berbagai informasi dan kondisi yang muncul, serta mempengaruhi style kita dalam berinvestasi. Jadi kita tidak hanya memerlukan kemampuan teknis dalam melakukan analisa, membaca laporan keuangan, atau ilmu makro ekonomi saja yang penting tapi juga hal non teknis seperti mindset yang sangat