Seiring dengan tren pelemahan Rupiah, akhir-akhir ini sering kita jumpai pemberitaan mengenai mata uang. Dalam pemberitaan tersebut, sering disebutkan bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelemahan Rupiah. Banyak orang yang tidak paham dengan istilah CAD ini, sehingga pada artikel ini saya akan mencoba menjelaskan secara sederhana agar dapat dipahami. Bila ingin mengetahui lebih detil, tentu Anda dapat melengkapi dengan membaca dari sumber lain.
Neraca transaksi berjalan sendiri sebenarnya mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Neraca
perdagangan adalah perbedaan nilai ekspor impor suatu negara, yang surplus bila
ekspor lebih besar dari impor. Defisit neraca perdagangan terjadi bila barang dan jasa
yang diimpor lebih besar daripada yang diekspor
2. Faktor
pendapatan, adalah pendapatan yang diperoleh warga negara atas investasi di
negara asing yang dikurangkan dengan pendapatan dari investasi asing di negara
tersebut. Contoh dari komponen ini adalah bila penduduk Indonesia mempunyai pendapatan sewa dari properti di luar negeri.
3. Transfer
keuangan, adalah pengiriman uang dari luar negeri ke dalam negeri. Misalnya pengiriman uang dari TKI yang bekerja di luar negeri ke sana keluarga di Indonesia.
Dari penjelasan di atas, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa neraca transaksi berjalan adalah gabungan seluruh transaksi keluar masuk suatu negara terhadap negara-negara lain, baik berupa perdagangan barang dan jasa, maupun arus uang (pendapatan, transfer uang dll).
Adanya transaksi antar negara tentu tidak dapat dilepaskan dari mata uang masing-masing negara dan juga USD Dolar sebagai mata uang internasional. Semakin banyak transaksi yang menghasilkan uang masuk ke suatu negara (ekspor, pendapatan dari investasi di luar negeri, maupun transfer dana dari luar negeri kembali ke negara asal) maka permintaan mata uang negara tersebut makin meningkat. Bila permintaan meningkat, tentu nilai mata uang negara tersebut akan naik (menguat).
Sebaliknya, bila lebih banyak transaksi yang membuat aliran dana keluar dari suatu negara (impor, penarikan investasi keluar negeri, dll), maka tentu mata uang negara tersebut banyak dijual karena pihak yang bertransaksi membutuhkan mata uang negara lain. Akibatnya suplai melimpah dan nilai mata uang pun menurun.
Perlu diingat bahwa neraca transaksi berjalan hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai mata uang. Banyak faktor-faktor lain seperti inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, kondisi keuangan dan prospek ekonomi suatu negara, maupun kestabilan sosial politik. Namun hal tersebut akan panjang bila dijelaskan dalam satu artikel ini. Apabila Anda ingin membaca lebih detil mengenai hal tersebut, maka dapat dibaca di artikel berikutnya
Comments
Post a Comment