Dalam mencari keuntungan di pasar modal, para pelaku pasar ritel secara umum terdapat dua cara yaitu dengan investasi atau trading. Keduanya seringkali dipandang sebagai dua cara yang terpisah dan kadang dianggap berkebalikan. Nah bagi Anda yang baru masuk di pasar saham, sangat penting untuk memahami kedua jenis pelaku saham tersebut sehingga dapat menentukan mana yang lebih cocok bagi Anda sehingga Anda akan lebih terarah apakah lebih cocok menjadi investor atau trader.
Investor
Secara sederhana, investor lebih memandang secara jangka panjang dalam membeli saham karena investor mempunyai pandangan bahwa membeli saham adalah membeli bagian dari perusahaan, bukan hanya sekedar komoditas/barang dagangan yang diperjual belikan secara rutin. Investor memandang saham sebagai aset yang nilainya terus tumbuh dan akan terus menjaga kepemilikannya selama nilai perusahaan tidak melebihi harga saham tersebut. Selain dapat meraih untuk dari penjualan bila nilai saham tersebut meningkat (capital gain), investor juga dapat meraih penghasilan rutin berupa dividen. Investor tidak begitu perduli pada fluktuasi harga dalam jangka pendek karena fokus pada nilai perusahaan. Selain itu, investor juga tidak bermaksud untuk memperoleh keuntungan dalam jangka pendek sehingga dapat dipahami bila fluktuasi harga harian bukan menjadi perhatian dari investor. Karena fokus pada nilai dan prospek perusahaan, maka investor akan sering mealkukan Analisa Fundamental dengan data dari laporan keuangan, public expose, data ekonomi, maupun penilaian kualitatif atas perusahaan tersebut.
Sebagai perumpamaan untuk lebih mudah memahami, maka Anda dapat menganggap bila seorang investor membeli rumah, maka dia menganggap rumah terus sebagai aset yang memiliki nilai karena lokasi yang baik dan akan terus menjaga kepemilikan rumah selama lokasi tempat rumah tersebut berada masih mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, baik karena dekat dengan berbagai fasilitas infratruktur atau karena berada di daerah padat penduduk. Rumah tersebut dapat disewakan sehingga investor dapat memperoleh penghasilan tanpa harus menjual aset. Seiring berjalannya waktu, nilai rumah tersebut akan meningkat namun bila investor melihat bahwa kenaikannya masih wajar dan sejalan dengan perkembangan kota/lokasi dimana rumah tersebut berada, maka investor cenderung tetap menjaga rumah tersebut.
Trader
Di sisi lain, trader lebih fokus pada fluktuasi harga saham secara jangka pendek karena tujuannya adalah melakukan jual beli saham secara jangka pendek, bukan fokus untuk memiliki saham sebagai suatu aset jangka panjang. Trader lebih fokus mencari keuntungan dari capital gain, bukan dari dividen karena menunggu dividen biasa diperlukan jangka waktu yang lebih lama. Dengan demikian, frekuensi transaksi trader umumnya lebih banyak daripada investor. Memang trader pun terbagi lagi menurut jangka waktunya, ada yang trader harian, mingguan, ataupun bulanan. Namun tetap saja secara umum time frame trader akan lebih pendek daripada investor. Trader tidak begitu memperhatikan kinerja maupun prospek perusahaan dalam jangka panjang, karena toh dalam jangka pendek pembentukan harga di bursa juga tidak selalu mengacu pada kedua faktor tersebut. Pembentukan harga di bursa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain di luar nilai saham seperti misalnya kondisi ekonomi makro, isu, rumor, maupun ekspektasi yang berlebihan dari pelaku pasar. Trader melihat bahwa harga di pasar merupakan cerminan dari berbagai faktor tersebut, atau dikernal dengan istilah price discount everything, sehingga trader akan fokus pada harga di pasar dan juga penawaran serta permintaan terhadap saham tersebut. Melalui grafik harga, trader berpendapat bahwa harga ke depan dapat diperkirakan sehingga trader akan banyak melakukan Analisa Teknikal dengan data berupa grafik harga dan volume transaksi.
Bila diibaratkan seperti rumah di atas, maka trader bisa dianggap membeli rumah dengan pertimbangan bahwa ada pihak lain yang bersedia membeli rumah tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Trader tidak begitu perduli apakah dalam jangka panjang lokasi rumah tersebut masih ramai atau tidak, yang penting dalam jangka pendek ada orang yang bersedia membayar lebih mahal maka hal itu sudah cukup untuk menjadi alasan bagi trader membeli rumah tersebut. Karena jangka waktu yang pendek, tentu rumah tersebut tidak dapat disewakan sehingga pemilik hanya meraih untung ketika menjual rumah tersebut dan tidak mendapat penghasilan rutin berupa uang sewa.
Dari ulasan di atas, investor dan trader memang mempunyai cara pandang yang cukup berbeda. Namun ada juga yang berpendapat bahwa kedua hal tersebut dapat dikombinasikan yaitu memilih saham dengan metode analisa fundamental dan membeli saham dengan metode analisa teknikal. Saya sendiri lebih cenderung menggunakan analisa fundamental baik dalam memilih saham yang dibeli maupun kapan saat membeli saham tersebut. Dalam jangka pendek memang analisa teknikal dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan timing jual beli saham, namun seiring dengan memanjangnya time frame investasi, maka analisa teknikal menjadi kurang relevan.
Bagaimanapun juga, memilih antara kedua jenis metode tersebut kembali pada masing-masing pribadi. Tentu dibutuhkan pula pengalaman yang cukup untuk dapat menilai dan merasakan posisi mana yang lebih pas untuk dijalani. Dengan memilih secar tepat maka diharapkan transaski di pasar modal dapat memberikan hasil yang positif
Comments
Post a Comment